Dirundung Masalah Pelecehan Seksual, Petinggi Uber Mundur

Uber sedang dilanda pengunduran diri massal

Salah satu anggota dewan direksi Uber, David Bonderman, mengundurkan diri dari posisinya. Pengumuman itu ia sampaikan pada Selasa malam (13/6). Keputusan tersebut ia ambil setelah ia mengalami masalah pelik usai melontarkan komentar seksis. Komentar itu diucapkannya pada pertemuan Uber di pagi hari sebelumnya.

Sebuah rekaman suara berisi komentar Bonderman dibocorkan ke media.

Dirundung Masalah Pelecehan Seksual, Petinggi Uber Mundurtheverge.com

Seperti dikutip dari Yahoo Finance, ia diketahui melontarkan pernyataan seksis ketika anggota dewan direksi lainnya, Arianna Huffington, sedang menyampaikan pengumuman. Komentarnya terungkap setelah sebuah rekaman rapat bocor.

Huffington saat itu memperkenalkan seorang perempuan bernama Wan Ling Martello yang menjadi anggota dewan direksi terbaru. "Data menunjukkan ketika ada satu perempuan jadi anggota dewan direksi, kemungkinan besar akan ada perempuan lain yang mengikuti," ucap Huffington.

Bonderman pun merespon dengan berkata,"Sebenarnya apa yang ditunjukkan adalah kemungkinan besar akan lebih banyak bicara." Ia mengesankan bahwa para perempuan tidak bisa bekerja, dan hanya akan bergosip saja. Huffington pun terdengar kecewa mendengar komentar Bonderman tersebut.

Baca Juga: CEO Uber Cuti Tanpa Batas Waktu, Ini Daftar Skandal di Uber!

Menambah daftar panjang masalah pelecehan seksual.

Dirundung Masalah Pelecehan Seksual, Petinggi Uber MundurDannis Siddiqui/Reuters via businessinsider.co.id

Komentar Bonderman menambah daftar masalah yang dihadapi Uber. Sebelumnya, CEO Uber Travis Kalanick, menyatakan dirinya mengambil cuti untuk waktu yang tak ditentukan. Keputusan itu bersamaan dengan investigasi internal terhadap manajemen perusahaan yang bermarkas di San Francisco, Amerika Serikat itu.

Investigasi tersebut diluncurkan pada pertengahan Februari lalu ketika mantan karyawan Uber, Susan Fowler, membeberkan pengalaman tak menyenangkan yang dialami saat berkerja di sana dalam blog pribadinya.

Fowler menyebut manajemen Uber melakukan pelecehan seksual dan diskriminasi gender terhadap dirinya. Bahkan, ketika ia melapor, ia justru dibungkam dan diancam akan dipecat jika terus membuat protes.

Uber juga dirundung skandal lain. Petinggi Uber untuk Asia Pasifik, Eric Alexander, terbukti memiliki catatan medis seorang korban pemerkosaan oleh sopir Uber di India. Alexander menunjukkannya kepada petinggi Uber di San Francisco karena menurut kabar mereka tak percaya pemerkosaan itu benar adanya.

Beberapa orang mengundurkan diri, beberapa lainnya dipecat.

Dirundung Masalah Pelecehan Seksual, Petinggi Uber Mundurdigitaltrends.com

Dengan adanya skandal yang tak berkesudahan, sejumlah petinggi Uber dilaporkan mengundurkan diri. Misalnya, Presiden Uber Jeff Jones yang memilih hengkang pada Maret 2017 padahal ia baru bergabung dengan Uber selama enam bulan.

Selain Jones, setidaknya ada empat nama besar lain di Uber yang turut meninggalkan perusahaan yang didirikan pada 2011 itu. Sementara itu, ada 20 karyawan— meski tak menduduki posisi tinggi — yang dipecat menyusul keluarnya hasil investigasi internal Uber.

Arianna Huffington mengambil peran aktif untuk membenahi Uber.

Dirundung Masalah Pelecehan Seksual, Petinggi Uber Mundurrecode.net

Ketika Uber sedang mengalami skandal dan krisis kepemimpinan, Huffington secara aktif berusaha untuk memperbaiki kultur di Uber. Ia sempat bersikap kontroversial dengan membela Kalanick. Mantan CEO Huffington Post itu berkata pelecehan seksual bukan persoalan sistemik di Uber.

Pada 13 Juni 2017 Huffington berbicara di hadapan para karyawan Uber untuk memberikan arahan dan mengumumkan perubahan kultur di Uber. Dikutip dari recode, Huffington menyebutkan beberapa poin penting yang ditanggapi positif oleh para karyawan.

Huffington menegaskan bahwa investigasi internal tak hanya dilakukan di San Francisco, tapi di kantor Uber di seluruh dunia. Ia juga menggarisbawahi tak penting seberapa jenius seseorang, bila ia bersikap buruk, maka ia harus dikeluarkan dari Uber.

Wanita berusia 66 tahun itu juga meminta semua karyawan Uber untuk lebih banyak beristirahat, sebab menurutnya bekerja lembur justru tak cerdas dan akan membuat seseorang tak fokus dan cepat lelah. Terakhir, ia mengganti nama sebuah ruangan yang tadinya bernama War Room (Ruang Perang) menjadi Peace Room (Ruang Perdamaian).

Baca Juga: Mengeluh Pendapatannya Turun, Sopir Ini Malah Dihina CEO Uber

Topik:

Berita Terkini Lainnya