Anggaran Pemerintah Semakin Mengkhawatirkan, Ini Penyebabnya!

Tanda-tanda kekurangan arus kas sudah terlihat

Banyak pihak yang menyatakan kekhawatirannya terkait kondisi arus kas atau cash flow pemerintah pada akhir tahun ini. Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan karena realisasi belanja negara yang selalu naik pada akhir tahun. Di sisi lain hal ini tidak diiringi dengan kenaikan pendapatan negara, meski ada program amnesti pajak.

Anggaran Pemerintah Semakin Mengkhawatirkan, Ini Penyebabnya!Antara via merahputih.com

Dilansir Kompas.com, (15/9), Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan mengatakan, tahun ini tanda-tanda kekurangan arus kas sudah terlihat. Apabila melihat data realisasi penerimaan dan belanja negara, maka jumlah defisit yang terjadi tidak mencerminkan jumlah dana yang sebetulnya dimiliki pemerintah.

Ada sejumlah penerimaan yang dicatatkan, tetapi pada kenyataannya dana tersebut tidak pernah masuk ke kantong pemerintah. Seperti pada pos Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Juli 2016 dari Bank Indonesia (BI).

Baca Juga: BI Rate Bertahan di Level 7,5 Persen dan Berpotensi Naik di Bulan Desember.

Anggaran Pemerintah Semakin Mengkhawatirkan, Ini Penyebabnya!republika.co.id

Penerimaan itu ada karena BI kelebihan rasio aset di atas 10 persen. Menurut aturan, kelebihan itu harus diberikan kepada pemerintah. Namun, pembayaran atas kelebihan itu hanya mampir karena pemerintah kembali membayarkannya ke BI untuk pembayaran atas kepemilikan Surat Berharga Bank Indonesia.

Di Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016, pemerintah menargetkan PNBP dari penempatan uang negara di BI sebesar 2,5 triliun rupiah. Sampai akhir Juni 2016, realisasinya hanya mencapai 1,48 triliun rupiah sehingga semester II-2016 diprediksi ada tambahan PNBP sebesar 1,02 triliun rupiah.

Lalu, apakah tax amnesty bisa menjadi solusi yang tepat?

Anggaran Pemerintah Semakin Mengkhawatirkan, Ini Penyebabnya!Lindo Antara via liputanindonesianews.com

Kekhawatiran kondisi arus kas pemerintah juga dipicu masih rendahnya realisasi uang tebusan dari kebijakan pengampunan pajak. Pasalnya realisasi uang tebusan yang berhasil diterima hanya sebesar 9,31 triliun rupiah atau 5,6 persen target pemerintah yaitu 165 triliun rupiah.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengakui realisasi penerimaan negara masih di bawah harapan. Padahal, uang tebusan itu diharapkan menutupi kebutuhan kas reguler.

Pendapatan negara kian melemah.

Anggaran Pemerintah Semakin Mengkhawatirkan, Ini Penyebabnya!Wisnu Widiantoro/kompas.com

Faktanya, realisasi belanja negara yang selalu naik di akhir tahun, dan adanya amnesti pajak tidak memberikan dampak yang signifikan. Anton juga mengatakan tahun ini tanda-tanda kekurangan cash flow sudah terlihat.

Hal ini melihat dari data realisasi penerimaan dan belanja negara. Dari sini bisa terlihat jumlah defisit yang terjadi tidak mencerminkan jumlah dana yang sebetulnya dimiliki pemerintah.

Baca Juga: Nomad Ciptakan Dompet yang Bisa Mengisi Baterai Smartphone.

Topik:

Berita Terkini Lainnya