Perubahan Iklim Ternyata Berdampak pada Kerugian Ekonomi Dunia

Indonesia salah satu negara yang paling rentan.

Sadarkah kamu akhir-akhir ini suhu udara semakin panas? Peralihan musim menjadi tidak menentu dan disertai berbagai cuaca ekstrim yang terjadi di tiap musim, seperti kekeringan ataupun hujan badai. Hal-hal ini merupakan sebagian dampak yang kita rasakan secara nyata akibat fenomena perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global. 

Seperti yang sudah kita ketahui, global warming atau pemanasan global terjadi akibat peningkatan karbon dioksida (CO2) di atmosfer. CO2 dihasilkan dari emisi kendaraan bermotor dan juga proses biologis. Akibat penumpukan zat CO2, alhasil peningkatan suhu udara menjadi tidak terelakkan dan memicu perubahan iklim.

Dampak dari fenomena ini pun tidak bisa disepelekan. Selain kerusakan ekosistem dan potensi gangguan kesehatan bagi makhluk hidup, ternyata pemanasan global juga dapat berdampak buruk bagi perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Mungkin terdengar kurang masuk akal, tapi ternyata bukti nyatanya sendiri sudah ada lho.

Perubahan Iklim disinyalir dapat menurunkan GDP dunia.

Perubahan Iklim Ternyata Berdampak pada Kerugian Ekonomi Duniawww.hotel-r.ne

Gross Domestic Product (GDP) merupakan jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode di sebuah negara. GDP juga kerap dijadikan salah satu takaran untuk menilai kondisi ekonomi suatu negara.  Dilansir dari TIME, dampak dari pemanasan global diketahui dapat menurunkan GDP dunia. Bahkan, di tahun 2100 nanti diperkirakan GDP dunia akan mengalami penurunan hingga 23 persen. Penurunan ini dapat terjadi lantaran temperatur udara mempengaruhi hasil produksi berbagai usaha. Dengan terjadinya pemanasan global yang mempengaruhi temperatur udara, dapat berujung ke gangguan hasil produksi, yang akhirnya berdampak pada GDP.

Perkiraan ini ternyata bukan lah tanpa bukti. Sebuah survey yang dilakukan oleh Carbon Disclosure Project menunjukkan indikasi dari dampak perubahan iklim terhadap hasil produksi. Dilansir dari Atlantic, sebanyak 2.000 perusahaan yang disurvey, ditemukan bahwa 44 persen diantaranya mengalami gangguan produksi akibat hujan dan kekeringan. Sementara 31 persen mengaku mengalami penambahan biaya produksi. Bisa dibayangkan bila hal ini terjadi dalam jangka panjang, kemungkinan besar perkiraan tersebut dapat menjadi kenyataan dan tentunya akan sangat merugikan.

Indonesia merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim.

Perubahan Iklim Ternyata Berdampak pada Kerugian Ekonomi Duniaid.pinterest.com

Letak geografis Indonesia yang menjadikannya negara kepulauan dan beriklim tropis ternyata membuatnya dapat mengalami dampak perubahan iklim lebih cepat dibanding negara-negara lain. Hal ini dibuktikan melalui perkiraan periode climate departure. Climate departure adalah titik di mana suhu rata-rata terendah sudah menjadi lebih tinggi dari pada suhu rata-rata tertinggi sebelumnya. Pada saat climate departure terjadi, maka acuan suhu rata-rata yang dipakai di periode sebelumnya sudah tidak bisa dipakai kembali lantaran peningkatan suhu telah terjadi begitu signifikan.

Dilansir dari Jakarta Globe, dunia diperkirakan akan mengalami climate departure di tahun 2047 nanti. Sementara Indonesia sendiri dapat mengalaminya di waktu yang lebih cepat, yakni di tahun 2029 untuk sebagian besar daerah seperti di Jawa dan Sumatera. Sementara wilayah Papua bahkan sudah dapat mengalaminya di tahun 2020 nanti.

Baca Juga: 8 Fakta Mengerikan Tentang Dunia Tahun 2100 dengan Populasi Manusia 11 Milyar!

Perubahan Iklim Ternyata Berdampak pada Kerugian Ekonomi Duniawww.asianews.it

Dari segi perekonomian, sektor pangan lah yang paling terkena imbasnya. Setiap pertambahan satu derajat celsius pada suhu rata-rata terendah di Indonesia, hasil panen padi dapat berkurang mencapai 10 persen. Kekeringan dan suhu panas disinyalir menjadi salah satu penyebab utama panen berkurang. Seperti yang terjadi di wilayah Aceh pada tahun lalu. Dilansir dari Tribun News, akibat kekeringan dan jarang hujan, produksi panen berkurang mencapai 1,5 ton per hektare dibanding tahun kemarin. Hasil tangkapan ikan di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia juga dapat diperkirakan menurun mencapai 40 persen. 

Ini merupakan peringatan nyata yang tidak bisa dibiarkan akibat bahaya pemanasan global dan perubahan iklim, mengingat pertanian dan perikanan merupakan komoditas terbesar yang berkontribusi pada GDP Indonesia. Apabila hal ini dibiarkan, bisa diperkirakan harga komoditas akan melonjak dan menurunkan daya beli masyarakat. Akhirnya, masyarakat Indonesia dapat terjerat kemiskinan dan kelaparan.

Bahaya pemanasan global dan perubahan iklim benar-benar tidak bisa disepelekan. Sayangnya, masih banyak yang tidak menghiraukan peringatan ini. Terutama di Indonesia sendiri masih banyak yang melakukan penebangan liar dan pembakaran untuk membuka lahan. Tanpa disadari, tindakan seperti ini yang marak terjadi di negara kita ternyata berkontribusi terhadap jumlah emisi karbon dunia hingga delapan persen. Tentu sangat menghkhawatirkan.

Tindakan untuk menyelamatkan bumi kita juga sudah tidak bisa ditunda lagi. Kamu bisa melakukannya dari hal-hal kecil, seperti mengurangi pemakaian kendaraan bermotor, menghemat penggunaan air dan tidak membuang sampah sembarangan. Mari mulai dari sekarang, jangan tunggu sampai menyesal nanti. 

Baca Juga: 7 Wanita Sukses Ini Mengajarkan Filosofi "Jika Kamu Sabar Niscaya Hasilnya pun Besar"

Topik:

Berita Terkini Lainnya